JUJUKAN FIBONACCI merupakan sebuah jujukan yang misteri dan menakjubkan.
Setengah pengkaji mengelarnya sebagai angka misteri. Setengahnya pula
mengelarnya sebagai “Angka Tuhan”.
“Sesungguhnya Allah menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” (Qur’an,
54:49)
Orang-orang Matematik sudah biasa mendengarnya walaupun mereka tidak tahu kewujudannya di dalam diri manusia dan alam semesta.
Tetapi orang-orang bukan matematik mungkin terkejut. Benarkah wujud keajaiban dari Jujukan Fibonacci ini?
Jika anda masih ragu-ragu, ikuti penerangan kami di bawah.
ASAL JUJUKAN FIBONACCI
Jujukan Fibonacci muncul dalam karya Leonardo Fibonacci (dikenal pula sebagai
Leonardo Pisano), Liber Abaci, dalam tahun 1202. Dalam karya itu, dikemukakan sebuah cerita mengenai sepasang
kelinci—jantan dan betina.
Pasangan kelinci ini tidak dapat mengawan sehinggalah mereka itu berusia
sebulan. Jadi pada bulan pertama, hanya ada sepasang kelinci. Pada akhir bulan
kedua, sang betina melahirkan sepasang kelinci, juga jantan dan betina,
sehingga kini ada 2 pasang kelinci.
Pada akhir bulan ketiga, kelinci betina awal melahirkan sepasang lagi
kelinci sehingga kini ada 3 pasang kelinci.
Pada akhir bulan keempat, kelinci betina awal kembali melahirkan sepasang
kelinci, sementara kelinci betina yang lahir dua bulan lalu melahirkan pasangan
kelinci pertamanya sehingga kini ada 5 pasang kelinci, demikian seterusnya.
Jika tidak ada kelinci yang mati, maka jumlah pasangan kelinci pada tiap awal
bulan akan mengikuti pola berikut :
1,1,2,3,5,8,13,21,34,55,89,144,233,377,610,987,1597, dstnya. Inilah yang
disebut sebagai jujukan atau angka Fibonacci.
Masing-masing angka dalam jujukan ini merupakan hasil penjumlahan dua angka
sebelumnya, misalnya angka 21 muncul dari 8+13; 34 dari 13+21, dan seterusnya.
Jika salah satu angka dalam jujukan itu (mulai dari angka 5) dibahagi dengan
angka sebelumnya, maka ia akan menghasilkan angka yang berdekatan. Angka hasil
bahagi ini akan tetap setelah suku ke-13 (angka 233) yaitu 1.618. Jadi
233/144=1.618; 377/233=1.618, 610/377=1.618, dan seterusnya. Angka 1.618 inilah
yang disebut sebagai Nisbah Emas, Angka Emas, Bagian Emas, atau Proporsi Ilahi.
Sekilas, angka-angka di atas itu tak berarti apa-apa kecuali menjelaskan
masalah kelinci beranak, namun kemudian angka-angka ini menjadi bahan
pertanyaan dan menggugah rasa ingin tahu para ilmuwan selama berabad-abad.
Mengapa banyak objek di alam ini memiliki pola jujukan Fibonacci?
PADA TANAMAN DAN HAIWAN
Tanaman tentu tak tahu-menahu tentang angka Fibonacci, tetapi banyak tanaman tumbuh dengan mengikuti pola Fibonacci. Beberapa tanaman menampakkan jujukan Fibonacci pada titik tumbuhnya, tempat tiga cabang terbentuk atau terpisah.
Satu batang pohon tumbuh sampai membentuk sebuah cabang, menghasilkan 2
titik tumbuh. Batang pohon utama kemudian membentuk cabang lainnya,
menghasilkan 3 titik tumbuh. Kemudian batang pohon dan cabang pertama
menghasilkan 2 lagi titik tumbuh sehingga menjadi 5.
Susunan daun bunga beberapa bunga juga memiliki angka Fibonacci seperti 3
daun bunga pada bunga bakung dan iris; 5 pada buttercup, mawar liar, larkspur,
dan columbine; 8 pada delphiniums; 13 pada marigold, ragwort, dan cineraria; 21
pada aster, black-eyed susan, dan chicory; 34 pada pyrethrum; dan 34 atau 55
pada daisy.
Di bagian tengah bunga matahari, biji-bijinya tersusun membentuk pilinan
(spiral) yang membelok ke kiri dan kanan. Jika dihitung, maka jumlah
masing-masing pilinan ini adalah dua angka Fibonacci berurutan, umumnya 21 dan
34, 34 dan 55, 55 dan 89, atau 89 dan 144. Hal yangs sama terjadi pada pilinan
buah pohon cemara, nenas, dan blumkol.
Mengapa pola seperti itu muncul? Apakah kebetulan atau memiliki tujuan?
Dalam kajian susunan daun tanaman, ternyata pertumbuhan yang mengikuti pola jujukan
Fibonacci adalah cara yang paling berkesan untuk tumbuh. Dengan pola demikian,
daun-daun memiliki ruang maksimum dan menerima paparan cahaya yang maksimum.
Pola Fibonacci pada binatang boleh dijumpai pada lebah madu. Koloni lebah
madu terdiri dari satu ratu, beberapa lebah jantan dan banyak lebah pekerja. Lebah
betina (ratu dan pekerja) semuanya memiliki dua orang tua, ratu dan seekor
lebah jantan. Sementara lebah jantan menetas dari telur-telur yang tak dibuahi,
artinya mereka hanya punya satu orang tua. Dengan demikian silsilah seekor
lebah jantan mengikuti jujukan Fibonacci yaitu 1 orangtua, 2 datuk, 3 moyang,
dan seterusnya. Pola Fibonacci juga bisa ditemukan pada pilinan rumah siput.
JUGA TERDAPAT PADA MANUSIA
Bercerminlah, dan Anda akan menemukan angka Fibonacci pada tubuh Anda. Anda
punya 1 hidung, 2 mata dan 2 tangan yang masing-masing memiliki 5 jari yang
terbagi menjadi 3 ruas.
Fisiologi indera-indera manusia seperti pendengaran, penglihatan, perabaan,
pembauan, dan reseptor pelbagai rasa juga memiliki struktur Fibonacci.
Setiap pusingan penuh struktur double helix molekul DNA memiliki ukuran
panjang 34 angstrom dan lebar 21 angstrom, dua angka Fibonacci yang berurutan
yang jika dibagi akan menghasilkan angka 1,619… yang mendekati Nisbah Emas,
1,618.
Nisbah Emas juga boleh ditemukan pada nisbah (perbandingan) antara panjang
lengan bawah dengan tangan; nisbah antara panjang dan lebar wajah; nisbah antara jarak bibir ke titik pertemuan alis
dengan panjang hidung; nisbah antara panjang mulut dengan lebar hidung; nisbah
antara jarak bahu ke puncak kepala dengan panjang kepala; nisbah antara jarak
pusar ke lutut dengan jarak lutut ke ujung kaki; dan nisbah antara jarak ujung
jari ke siku dengan jarak pergelangan tangan ke siku.
Tak ketinggalan, objek kecil seperti struktur kristal salju hingga objek
besar seperti struktur galaksi juga memiliki Nisbah Emas.
Kita tangguh setakat itu dahulu. Penggunaan jujukan Fibonacci & Nisbah
Emas berlaku di seluruh tubuh kita dan di mana-mana sahaja. Tuhan telah
menetapkannya untuk kita supaya kita seimbang, cantik & kemas
.
Kalau ada masa, kita akan menyambung dalam siri ANGKA TUHAN (SIRI 2)
kelinci adalah rabbit ke?
ReplyDelete